Friday, April 22

Renungan

Alhamdulillahirabbil 'Alamin
Have you ever think that God's love for you is unlimited?
Have you ever think that everything is always and will always be happening for a reason?

For example,

Have you ever been into that time where all trouble, all mess and all failure come into your life and ruin almost everything? That you even forget about The Creator? That you even feel guilty about yourself? That you even blame everyone,everything and even The Almighty? That you betray your faith, you belief, and your idealism?

Begitu gelapnya hati ini setelah jauh dari-Nya. Melupakan dan lalai kepada-Nya merupakan sebuah kebodohan bahkan kejahatan yang sangat nyata. Sebuah hal yang sia-sia. Memalukan. Betapa mudahnya diri ini terjerumus dalam celah yang bahkan begitu sempit. Betapa mudahnya seseorang dapat termakan ego dan hawa nafsu sehingga otak diperintah oleh nafsu untuk melawan hati. Noda yang dahulu hanya berupa titik, kini telah menjadi kegelapan di malam hari. Senyum ceria di pagi hari terhalangi oleh muram durja hujan di sore hari. Idealisme yang lahir dan tumbuh tertatih, runtuh seperti longsor menyeramkan di lereng gunung.
Namun, 
Badai tentu tak datang tuk selamanya. Pelangi di sore hari mungkin tiba disaat kau durja. Apakah kau telah lupa bahwa hanya dengan mengingat-Nya hati akan merasa tenang? Gemuruh badai yang begitu keras memekakkan telinga hingga tak mampu mendengar. Menutup hati hingga tak mau merasa. Namun, tentu tak ada yang abadi. Karena bersyukur adalah tetangga dari bersabar. Hari sulit pasti kan terganti dengan kemudahan. Karena sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan. 
Ingatkah bahwa kita diajarkan untuk tidak boleh berputus asa atas rahmat-Nya? Tidakkah kita sadar, bahwa doa-doa terdahulu pasti terjawab? Ragukah kita atas keberadaan-Nya dan kekuasaan-Nya? Bahwa kalimat, Rabbana la tuzigh quloobana ba'da idh hadaytana wa hab lana milladunka rahmah innaka antal Wahhab, bukan sekedar ucapan tak bermakna? Lalu mengapa kita masih saja meratapi tetesan hujan badai di tanah berlumpur sedangkan pelangi indah menghiasi langit sore?
Manusia adalah makhluk sempurna. Diciptakan oleh Yang Maha Sempurna sebagai makhluk paling indah. Namun fitrah manusia lah berbuat dosa. Tak pernah kita bisa luput dari dosa. Maka akankah kita tetap menjadi pendosa? Bukankah sebaik-baik pendosa adalah mereka yang bertaubat?

Begitu besar nikmat yang diberikan oleh Sang Pengampun kepada para pendosa.
Betapa besar kasih yang mampu diberikan oleh Sang Penyayang kepada setiap makhluknya.
Dan dengan begitu mudah, Dia mampu membalikkan hati dari hitam menjadi putih.
Dan Putih menjadi Hitam.

Akhirnya,
Saya pun tahu, 
Hati ini masih bisa merasakan cinta.

No comments:

Post a Comment